Jangan sedih, Thalitha...
Hai, kawan. Namaku Sania Vathalitha Natariya. Panggil saja Thalitha. Aku sedih sekali. Aku tidak begitu cerdas. Nilaiku paling besar itu 70. Bagaiman tidak sedih? Padahal aku sudah belajar giat. Aku tidak pernah bermain 1 menit pun, demi nilaiku bagus.
Di sekolah aku tidak punya teman. Semua menjauhiku. Aku sangat sedih. Setiap ada waktu luang pasti aku membaca buku pelajaran.
Tapi, walaupun seperti itu aku tetap semangat '45. Semangatku bagaikan api yang berkobar-kobar. Ya, walaupun nilaiku tidak terlalu bagus. Pasti dalam hidup manusia ada rintangan yang menghalangi kita untuk menjalani hidup kita.
*--------*
Hari ini aku sekolah. Sebenarnya hari ini itu tidak masuk sekolah. Tapi, karena hari bebas akhirnya aku masuk.
Di sekolah...
"Hey, kursi terjungkal. Ngapain sekolah? Pingin belajar? Percuma kalau kamu belajar. Nilai kamu aja udah anjlok," ejek Doni, anak paling pintar di kelas
"Terserah mau ngomong apa," tukasku.
Begitu-pun di kantin. Aku diejek. Sehingga aku minder. Ya memang menjadi anak seperti aku tidak enak. Tapi, dengan usaha keras, pasti berhasil. Kan adsa pepatah 'Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian'. Semua pasti tahu pepatah ini.
Setelah bel masuk, Miss Sadina datang. Dia guru musik. Ya, seperti vokal, bermain alat musik, dan membaca not balok.
"Hello, childern. How are you ?" tanya Miss Sadina.
"I'm fine ," jawab seluruh anak di kelas 5B.
"Oke, sekarang kita akan bermain piano," kata Miss Sadina.
"Semuanya ayo kita ke ruang musik."
Kemudian Miss Sadina mengajarkan bermain piano. Sampai akhirnya di akhir pelajaran, "Nah, anak-anak sekolah kita akan mengadakan acara lomba musik. Di kelas ini akan dibentuk 3 kelompok untuk mengikuti lomba itu. Langsung saja kelompok pertama, Fia, Lina, Biba, Ganta, Rafa, Hita, dan Thalitha," kata Miss Sadina.
"Yah, sama si kursi terjungkal," kata Rafa.
"Semuanya nggak ada komentar. Kelompok kedua, Doni, Wawa, Joni, Keyla, Keyshilla, Hita, dan Yaya. Kelompok terakhir Dina, Sata, Hara, Kiya, Lala, Fara, dan Tomy. Lomba ini diadakan minggu depan. Pelajaran berakhir. Bye, childern ," sapa Miss Sadina.
*---------*
"Wah, ternyata kamu jago bermain biola, gitar, dan piano, ya," puji Hita saat melihatku bermain alat musik itu.
"Ah, nggak, kok. Biasa aja. Lebih jago kalian," ujarku malu.
"Beneran, kok," kata Hita.
"Iya, kamu jago," kata Lina, Biba, Rafa serempak.
Saat itu aku dan temanku sedang latihan untuk lomba musik. Kami latihan di rumah Ganta.
*------------*
Tibalah, saat perlombaan. Aku dan teman-teman sekelompok sedang melakukan persiapan di belakang panggung. Kami peserta ke-8. Sekarang peserta ke-2. Setiap grup diberi waktu 10 menit untuk perfom .
Saat peserta nomor 8,
"Inilah, peserta nomor 8. Seven Group," teriak sang MC.
Grup kami naik ke panggung.
"Selamat siang penonton. Kami dari Seven Group akan menampilkan sebuah perfom . Yaitu, lagu you raise me up . Silakan menyaksikan," kata Biba, sang ketua kelompok.
Kami-pun memainkan musiknya. Tibalah saat pengumuman pemenang. Semua kelompok duduk di samping panggung.
"Tibalah saat yang ditunggu-tunggu, sekarang waktunya saya mengumumkan siapa yang menang. Juara harapan dari Girls Seven dari kelas 3B. Juara 3 diraih oleh Diana Group dari kelas 6C. Juara dua diraih oleh Five A dari kelas 5A. Dan juara pertama yang akan mendapatkan hadiah utama adalah Seven Group dari kelas 5B. Kepada para pemenang harap naik ke panggung," kata MC sambil menghela nafas.
*----------*
Saat dibawah panggung kami ber-tos ria. Kami menyanyikan yel-yel.
"Thalitha, ternyata dibalik kekuranganmu, terdapat kelebihan yang luar biasa," kata Lina.
"Betul," kata anggota Seven Group kecuali aku dan Lina.
"Terima kasih kawan-kawan," kataku
*_______________--------------------____________________*
Cerita ini menceritakan tentang seorang anak yang mempunyai kekurangan, tapi ternyata dibalik kekurangannya, ia punya kelebihan yang luar biasa. Jadi, bagi kawan-kawan yang merasa mempunyai kekurangan, pasti punya kelebihan.
Hai, kawan. Namaku Sania Vathalitha Natariya. Panggil saja Thalitha. Aku sedih sekali. Aku tidak begitu cerdas. Nilaiku paling besar itu 70. Bagaiman tidak sedih? Padahal aku sudah belajar giat. Aku tidak pernah bermain 1 menit pun, demi nilaiku bagus.
Di sekolah aku tidak punya teman. Semua menjauhiku. Aku sangat sedih. Setiap ada waktu luang pasti aku membaca buku pelajaran.
Tapi, walaupun seperti itu aku tetap semangat '45. Semangatku bagaikan api yang berkobar-kobar. Ya, walaupun nilaiku tidak terlalu bagus. Pasti dalam hidup manusia ada rintangan yang menghalangi kita untuk menjalani hidup kita.
*--------*
Hari ini aku sekolah. Sebenarnya hari ini itu tidak masuk sekolah. Tapi, karena hari bebas akhirnya aku masuk.
Di sekolah...
"Hey, kursi terjungkal. Ngapain sekolah? Pingin belajar? Percuma kalau kamu belajar. Nilai kamu aja udah anjlok," ejek Doni, anak paling pintar di kelas
"Terserah mau ngomong apa," tukasku.
Begitu-pun di kantin. Aku diejek. Sehingga aku minder. Ya memang menjadi anak seperti aku tidak enak. Tapi, dengan usaha keras, pasti berhasil. Kan adsa pepatah 'Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian'. Semua pasti tahu pepatah ini.
Setelah bel masuk, Miss Sadina datang. Dia guru musik. Ya, seperti vokal, bermain alat musik, dan membaca not balok.
"Hello, childern. How are you ?" tanya Miss Sadina.
"I'm fine ," jawab seluruh anak di kelas 5B.
"Oke, sekarang kita akan bermain piano," kata Miss Sadina.
"Semuanya ayo kita ke ruang musik."
Kemudian Miss Sadina mengajarkan bermain piano. Sampai akhirnya di akhir pelajaran, "Nah, anak-anak sekolah kita akan mengadakan acara lomba musik. Di kelas ini akan dibentuk 3 kelompok untuk mengikuti lomba itu. Langsung saja kelompok pertama, Fia, Lina, Biba, Ganta, Rafa, Hita, dan Thalitha," kata Miss Sadina.
"Yah, sama si kursi terjungkal," kata Rafa.
"Semuanya nggak ada komentar. Kelompok kedua, Doni, Wawa, Joni, Keyla, Keyshilla, Hita, dan Yaya. Kelompok terakhir Dina, Sata, Hara, Kiya, Lala, Fara, dan Tomy. Lomba ini diadakan minggu depan. Pelajaran berakhir. Bye, childern ," sapa Miss Sadina.
*---------*
"Wah, ternyata kamu jago bermain biola, gitar, dan piano, ya," puji Hita saat melihatku bermain alat musik itu.
"Ah, nggak, kok. Biasa aja. Lebih jago kalian," ujarku malu.
"Beneran, kok," kata Hita.
"Iya, kamu jago," kata Lina, Biba, Rafa serempak.
Saat itu aku dan temanku sedang latihan untuk lomba musik. Kami latihan di rumah Ganta.
*------------*
Tibalah, saat perlombaan. Aku dan teman-teman sekelompok sedang melakukan persiapan di belakang panggung. Kami peserta ke-8. Sekarang peserta ke-2. Setiap grup diberi waktu 10 menit untuk perfom .
Saat peserta nomor 8,
"Inilah, peserta nomor 8. Seven Group," teriak sang MC.
Grup kami naik ke panggung.
"Selamat siang penonton. Kami dari Seven Group akan menampilkan sebuah perfom . Yaitu, lagu you raise me up . Silakan menyaksikan," kata Biba, sang ketua kelompok.
Kami-pun memainkan musiknya. Tibalah saat pengumuman pemenang. Semua kelompok duduk di samping panggung.
"Tibalah saat yang ditunggu-tunggu, sekarang waktunya saya mengumumkan siapa yang menang. Juara harapan dari Girls Seven dari kelas 3B. Juara 3 diraih oleh Diana Group dari kelas 6C. Juara dua diraih oleh Five A dari kelas 5A. Dan juara pertama yang akan mendapatkan hadiah utama adalah Seven Group dari kelas 5B. Kepada para pemenang harap naik ke panggung," kata MC sambil menghela nafas.
*----------*
Saat dibawah panggung kami ber-tos ria. Kami menyanyikan yel-yel.
"Thalitha, ternyata dibalik kekuranganmu, terdapat kelebihan yang luar biasa," kata Lina.
"Betul," kata anggota Seven Group kecuali aku dan Lina.
"Terima kasih kawan-kawan," kataku
*_______________--------------------____________________*
Cerita ini menceritakan tentang seorang anak yang mempunyai kekurangan, tapi ternyata dibalik kekurangannya, ia punya kelebihan yang luar biasa. Jadi, bagi kawan-kawan yang merasa mempunyai kekurangan, pasti punya kelebihan.
